Selamat Datang

Blog ini 99% hasil copy paste, hehehehehe.....
selamat membaca

Jumat, 23 Juli 2010

hizb Mughni

HIZB MUGHNI

Berdasarkan riwayat KH Shiddiq dari kitab al-Ahzab wa Awraad

A’udzu Bi-Llahi Minas-Syaithonirrajim Bismillahirrahmanirrahim

Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammad al-Fatihi Lima Ughliq Wal Khotimi Lima Sabaq Nashiril Haqqi Bil Haqq Wal Haadi Ila Shirotikal Mustaqim Wa Ala Aalihi Haqqo Qodrihi Wa Miqdarihil Azhim

ILAHI BIKA ASTAGHISU FA AGHISNI Ya Tuhanku kepada-Mu aku memohon curahan pertolongan, maka tolonglah aku
WA ALAIKA TAWAKKALTU FAKFINI YA KAFI Kepada-Mu aku menyerahkan urusanku, maka berilah aku kecukupan wahai yang memberi kecukupan
IKFINIL MUHIMMATI MIN AMRI-D-DUNYA WAL AKHIROT Cukupkan kepadaku segala keperluanku untuk dunia dan akhirat
( dibaca 3 kali)


YA ROHMANA-D-DUNYA WAL AKHIROTI WA ROHIMAHUMA Wahai Sang Pengasih Untuk Dunia Dan Akhirat Dan Juga Sang Penyayang Untuk Keduanya
INNI ABDU-KA BI-BAB-I-KA DZALILU-KA BI-BAB-I-KA Akulah Hamba Sahaya-Mu Berada Di Pintu-Mu. (Aku Adalah) Orang Kecil Berada Di Pintu-Mu
ASIRU-KA BI-BAB-I-KA MISKINU-KA BI-BAB-I-KA (Aku Adalah) Seorang Tawanan Yang Berada Di Pintu-Mu. (Aku Adalah) Seorang Miskin Berada Di Pintu-Mu
SHONI’UKA BI-BAB-I-KA YA ROBBAL ALAMIN (Aku Adalah) Ciptaan-Mu Yang Berada Di Pintu-Mu. Wahai Penguasa Alam Semesta Ini
AT-THOLIHU BIBABIKA Orang Yang Tidak Baik Ini Berada Di Pintu-Mu
YA GHIYASAL MUSTAGHISIN Wahai Yang Mengabulkan Permohonan Pertolongan Dari Sekian Banyak Yang Memohon Pertolongan
MAMHUMUKA BI-BAB-I-KA (Aku Adalah) Yang Mengharapkan-Mu Berada Di Pintu-Mu
YA KASHIFAL KARBI KULLIL MAKRUBIN Wahai Yang Melenyapkan Kesedihan Orang-Orang Yang Dilanda Kesedihan,
WA ANA ASHIKA YA THOLIBAL MUSTAGFIRIN Sementara Aku Ini Berbuat Dosa Di Hadapan-Mu. Wahai Yang Tumpuan Para Peminta Ampun
AL-MUQIRRU BI-BABIKA YA GHOFIRON LIL MUDZNIBIN Seorang Yang Mengaku Dosa Berada Di Pintu-Mu. Wahai Sang Pengampun Bagi Orang-Orang Yang Berdosa
AL-MU’TARIFU BIBABIKA YA ARHAMARROHIMIN Seorang Yang Menyatakan Kesalahannya Di Pintu-Mu. Wahai Yang Paling Pengasih Dari Sekian Pengasih
AL-KHOTI’U BI-BAB-I-KA YA ROBBAL ALAMIN ADZ-DZOLIMU BI-BAB-I-KA , Seorang Yang Bersalah Berada Di Pintu-Mu. Wahai Penguasa Jagad Raya, Seorang Yang Zhalim Berada Di Pintu-Mu
AL-BAISUL KHOSYIU BI-BAB-I-KA IRHAMNI YA MAULAYA Seorang Yang Lemah Dan Tunduk Berada Di Pintu-Mu. Sayangilah Aku Wahai Tuhanku Wahai Tuhanku
(dibaca 3 kali)


ILAHI ANTAL GHOFIRU WA ANAL MUSIU WA HAL YARHAMUL MUSIA ILLAL GHOFIRU MAULAYA MAULAYA Ilahi, Engkau Adalah Yang Mengampuni Sementara Aku Adalah Yang Berdosa, Adakah Lagi Yang Sayang Kepada Orang Yang Berdosa Kalau Bukan Yang Maha Pengampun? Ya Tuhanku Ya Tuhanku

ILAHI ANTAR-ROBBU WA ANAL ABDU WA HAL YARHAMUL ABDA ILLA ROBBU MAULAYA MAULAYA Ilahi, Engkau Adalah Rabb(Tuhan), Sementara Aku Adalah Hamba, Adakah Lagi Yang Menyayangi Hamba Kalau Bukan Rabb-Nya? Ya Tuhanku Ya Tuhanku

ILAHI ANTAL QOWIYYU WA ANA-D-DHOIFU WA HAL YARHAMUD-DHOIFA ILLAL QOWIYYU MAULAYA MAULAYA Ilahi, Engkau Adalah Sang Pemilik Kekuatan, Sementara Aku Adalah Yang Lemah, Adakah Lagi Yang Sayang Kepada Yang Lemah Kecuali Sang Pemilik Kekuatan. Ya Tuhanku Ya Tuhanku

ILAHI ANTAL AZIZU WA ANA-D-DZALILU WA HAL YARHAMUD-DZALILA ILLAL AZIZU MAULAYA MAULAYA Ilahi, Engkau Adalah Yang Maha Perkasa, Sementara Aku Adalah Orang Kecil. Adakah Lagi Yang Menyayangi Orang Kecil Ini Kalau Bukan Yang Maha Perkasa. Ya Tuhanku Ya Tuhanku

ILAHI ANTAL KARIMU WA ANA-L-LAIMU WA HAL YARHAMU-L-LAIMA ILLAL KARIMU MAULAYA MAULAYA Ilahi, Engkau Adalah Yang Bersifat Karim Sang Pemurah, Sementara Aku Adalah Orang Yang Tercela, Adakah Lagi Yang Menyayangi Orang Yang Tercela Ini Kalau Bukan Yang Maha Pemurah. Ya Tuhanku Ya Tuhanku

ILAHI ANTA-R-ROZZAQU WA ANA-L MARZUQU WA HAL YARHAMUL MARZUQO ILLAL ROZZAQU MAULAYA MAULAYA Ilahi, Engkau Adalah Sang Pemberi Rizki Sementara Aku Adalah Yang Diberi Rezeki. Adakah Lagi Yang Menyayangi Orang Yang Diberi Ini Kalau Bukan Sang Pemberi Rezeki. Ya Tuhanku Ya Tuhanku

ILAHI ANA DHOIFU ANA DZALILU ANAL HAQIRU ANTAL ALIYYU ANTAL AFUWWU ANTAL GHAFUR ANTAL GHOFFAR Ilahi, Aku Ini Lemah, Rendah Dan Hina. Engkau Adalah Maha Tinggi. Engkau Adalah Maha Pemaaf. Engkau Adalah Maha Pengampun. Engkau Adalah Sang Pengampun
ANTAL HANNAN ANTAL MANNAN ANAL MUDZNIBU ANAL KHOIFU ANA-D-DHOIFU Engkau Bersifat Hannan (Yang Maha Penyayang terhadap hamba-Nya, memuliakan orang-orang yang berbuat baik dan mengampuni yang bersalah) Engkau Bersifat Mannan (Yang Maha Pemberi, Yang Maha Pemurah): Yang memulai pemberian sebelum diminta, banyak memberi, memberi nikmat kepada hamba-hamba-Nya dengan berbagai macam kebaikan, nikmat, rizqi dan pemberian), Sementara Itu Aku Adalah Seorang Yang Berdosa, Seorang Yang Takut, Aku Seorang Yang Lemah

ILAHI AL-AMANA AL-AMANA FI DZULMATIL QOBRI WA DHIQOTIHI Ilahi Berilah Aku Keamanan..Berikan Aku Keamanan Dalam Gelap Dan Sempitnya Alam Kubur

ILAHI AL-AMANA AL-AMANA INDA SUALI MUNKARIN WA NAKIRIN WA HAIATIHIMA Ilahi Berilah Hamba Keamanan, Berilah Hamba Kemanan Pada Saat Menghadapi Pertanyaan Munkar Dan Nakir Serta Rupa Mereka Yang Mengerikan

ILAHI AL-AMANA AL-AMANA INDA WAHSYATIL QOBRI WA SYIDDATIHI Ilahi Berilah Hamba Keamanan, Berilah Hamba Keamanan Pada Saat Dahsyat Dan Ngerinya Alam Kubur

ILAHI AL-AMANA AL-AMANA FI YAUMIN KANA MIQDARUHU HOMSINA ALFA SANATIN Ilahi Berikan Hamba Kemanan Berikan Hamba Keamanan Pada Suatu Hari Yang Kelak Lama Seharinya Sebanding Dengan 50.000 Tahun

ILAHI AL-AMANA AL-AMANA YAUMA YUNFAHU FIS-SHUWARI FA-FAZI’A MAN FISSAMAWATI WA MAN FIL ARDHI ILLA MASYA ALLAH Ilahi berilah hamba keamanan berilah hamba keamanan pada “Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah” (Q.S An-Naml 27)

ILAHI AL-AMANA AL-AMANA YAUMA DZUL ZILATIL ARDHU ZILZALAHA. Ilahi Berikan Hamba Keamanan Berikan Hamba Keamanan Pada Hari Bumi Diguncang Dengan Hebat

ILAHI AL-AMANA AL-AMANA YAUMA TASYAQQOQU-S-SAMA-U BIL GHOMAM Ilahi berilah hamba keamanan berilah hamba keamanan ”Dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah belah mengeluarkan kabut putih” (Q.S Al-Furqon 25)

ILAHI AL-AMANA AL-AMANA YAUMA TUTWAS-SAMA-U KATHOYYIS-SIJILLI LIL KITAB Ilahi Berikan Hamba Keamanan Berikan Hamba Keamanan Pada Hari Langit Dibentangkan Seperti Terbentangkan Lembaran Buku

ILAHI AL-AMANA-AL-AMANA YAUMA TUBADDALUL ARDHU GHOIRUL ARDHI WAS-SAMAWATU WA BAROZU LIL-LAHIL WAHIDIL QOHHAR Ilahi Berikan Hamba Keamanan Berikan Hamba Keamanan Pada Hari Dimana Bumi Nanti Bukan Bumi Sekarang Dan Langitnya Pun Bukan Langit Yang Sekarang, Lalu Semua Mahluk Datang Menghadap Kepada Yang Satu Lagi Maha Hebat

ILAHI AL-AMANA AL-AMANA YAUMA YANDZURUL MAR’U MA QODDAMAT YADAAHU WA YAQULUL KAFIRU YA LAITANI KUNTU TUROBA Ilahi, Berilah Hamba Keamanan Berilah Hamba Keamanan Dimana Seseorang Kelak Menyaksikan Apa Yang Ia Perbuat Pada Waktu Di Dunia, Dan Pada Saat Itu Orang Yang Tidak Beriman Berkata “Seandainya Aku Adalah Tanah”

ILAHI AL-AMANA AL-AMANA YAUMA YUNADIL MUNADI MIN BUTNANIL ARSYI AINAL ASHUNA WA AINAL MUDZNIBUN WA AINAL KHOSIRUN HALUMMU ILAL HISABI Ilahi Berilah Hamba Keamanan Berilah Hamba Keamanan Pada Hari Dimana Ada Suara Memanggil Dari Dalam Arasy “Mana Orang-Orang Yang Melanggar Perintah Allah! Mana Orang-Orang Yang Berdosa! Mana Orang-Orang Yang Merugi! Kemari Semuanya Menuju Perhitungan Amal
WA ANTA TA’LAMU SIRRI WA ALA NIYATI FAQBAL MA’DZIROTI Ya Allah Engkau Mengetahui Apapun Dariku Baik Yang Tersembunyi Maupun Yang Terlihat, Maka Terimalah Ya Allah Permohonan Maafku.

ILAHI AH MIN KATSROTI-D-DZUNUBI WAL ISHYANI Ilahi Aku Menyesal Atas Banyaknya Dosa Dan Pelanggaran Perintah Agama

AH MIN KATSROTI-D-DZULMI WAL JAFA’I aku menyesal atas banyaknya tindakan zalim dan yang sia-sia

AH MIN NAFSIL MATRUDI AH MIN NAFSIL MATBU’I BIL HAWA MINAL HAWA Aku Menyesal Atas Diriku Yang Tidak Diterima. Aku Menyesal Atas Diriku Yang Dicap Oleh Keinginan Dan Keinginan

AGHISNI YA GHIYASAL MUSTAGHISIN AGHISNI INDA TAGHOYYURI HAALI Tolonglah Aku Wahai Yang Mengabulkan Permohonan Pertolongan Dari Sekian Banyak Yang Memohon Pertolongan. Berilah Hamba Pertolongan Disaat Bergantinya Keadaan.

ALLAHUMMA INNI ABDUKAL MUDZNIBU AL-MUJRIMU AL-MUHTI’U Ya Allah Saya Adalah Hambamu Yang Berdosa, Yang Jahat Dan Yang Bersalah

AJIRNI MINAN-NAR YA MUJIR YA MUJIR YA MUJIR Bebaskan Aku Dari Neraka, Wahai Yang Memberi Keselamatan, Wahai Yang Memberi Keselamatan, Wahai Yang Memberi Keselamatan

ALLAHUMA IN-TARHAMNI FA ANTA AHLUN WA IN TU’ADZIBNI FA ANA AHLUN Ya Allah Jika Engkau Menyayangi Diriku Maka Engkaulah Yang Dapat Melakukannya. Jika Engkau Menyiksa Diriku, Maka Aku Tentu Patut Menerimanya

FARHAMNI YA AHLAT-TAQWA WA YA AHLAL MAGHFIROH WA YA ARHAMAR ROHIMIN WA YA KHOIRUN-NASHIRIN WA YA KHOIROL-GHOFIRIN Ampunilah Aku Wahai Yang Ditakuti, Wahai Yang Memberi Keampunan. Wahai Yang Penyayang Diatas Segala Penyayang. Wahai Penolong Terbaik. Wahai Yang Sebaik-Baiknya Pemberi ampunan

HASBIYALLAH WAHDAH BIROHMATIKA YA ARHAMARROHIMIN Cukuplah Bagi Diriku Allah Semata. Atas Kasih Sayang-Mu Wahai Yang Maha Penyayang Diatas Segala Yang Menyayangi

WA SHOLLALOHU ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALIHI WA SHOHBIHI AJMAIN WA SALLAMA TASLIMAN Semoga Allah Memberikan Sholawat Kepada Junjungan Kami, Muhammad Berikut Kepada Keluarga Dan Sahabatnya Seluruhnya, Serta Semoga Allah Pun Memberikan Salam Kepada Beliau.
WALHAMDULILLAHI ROBBIL ALAMIN Akhirnya Segala Bentuk Pujian Hanya Milik Allah. Penguasa Alam Semesta Raya

Uwais Al-Qorni

Bismillahi Ar Rahmaani Ar Rahiimi

JALUR KETURUNAN UWAIS AL QARNI
Uwais Al Qarni adalah seorang sufi yang lahir disebuah desa terpencil bernama Qaran di dekat Nejed, anak dari Amir, sehingga dia mempunyai nama lengkap Uwais bin Amir Al Qairani, karena beliau lahir dilahirkan di desa yang bernama Qaran, sehingga beliau lebih di kenal dengan sebutan Uwais Al Qarni. Dan para ahli sejarah tidak menceritakan tanggal dan tahun berapa beliau dilahirkan.

Dikalangan para sufi beliau dikenal sebagai seorang yang ta'at dan berbakti kepada kedua orang tua, dan kehiduapannya yang amat sederhana dan zuhud yang sejati, beliau juga dikenal sebagai orang sufi yang mempunyai ilmu kesucian diri yang amat luar biasa yang dilimpahkan Allah SWT kepadanya.

KEHIDUPAN UWAIS AL QARNI
Sejak kecil Uwais hidup dalam kehidupan keluarga yang ta'at beribadah, dan sejak kecil beliau tidak pernah mengenyam pendidikan dilembaga-lembaga pendidikan maupun pesantren, sejak kecil beliau hanya mengenyam dan memperoleh pendidikan dari orang tuanya sendiri.

Sebagai anak yang ta'at dan patuh kepada orang tua, Uwais giat bekerja sebagai penggembala untuk membantu orang tuanya. Karena sejak kecil beliau selalu bergaul dengan para penggembala dan waktu luangnya hanya dihabiskan untuk menggembala hewan-hewan milik tuannya, sehingga dirinya tidak banyak dikenal orang lain, kecuali para penggembala dan orang-orang yang ada disekitarnya.

KEISTIMEWAAN UWAIS AL QARNI
► Walaupun beliau tidak pernah bertemu dengan Rasulullah SAW, tetapi rohaninya selalu berhubungan.

► Pada hari kiamat nanti, dimana semua manusia akan dibangkitkan kembali, Uwais Al Qarni akan memberikan syafa'at kepada sejumlah manusia sebanyak domba yang dimiliki Rabi'ah dan Mundhar, demikian yang disabdakan Rasulullah SAW kepada Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khattab.

► Beliau adalah seorang sufi yang amat sederhana, takut dan ta'at pada Allah SWT, ta'at pada Rasulullah SAW dan kedua orang tuanya. Pada waktu siang hari beliau selalu giat bekerja, tetapi walaupun beliau pada siang hari giat bekerja, mulutnya selalu membaca istighfar dan membaca ayat-ayat Al Quran.

► Setiap hari beiau selalu dalam keadaan lapar dan hanya memiliki pakaian yang melekat pada tubuhnya. Ini menunjukkan bahwa beliau hidup sangat sederhana sekali. Daan dalam kesederhanaan itu beliau selalu berdo'a kepada Allah SWT, "Ya Allah, janganlah ENGKAU siksa aku karena ada yang mati kelaparan dan jangan pula ENGKAU siksa aku karena ada yang kedinginan".

► Beliau selalu bersam Tuhan dan orang-orang yang lemah. Beliau dapat merasakan penderitaan yang dialami oleh orang-orang yang lemah dan membuat dirinya seperti mereka sebagaimana yang pernah diamalkan Rasulullah SAW.

Banyaknya keistimewaan yang dimiliki oleh seorang Uwais Al Qarni, hingga membuat Rasulullah SAW memerintahkan kepada Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib untuk menemui Uwais sambil menyampaikan salam dari Rasulullah SAW.

Ketika Umar dan Ali berhasil menemui Uwais, terjadilah percakapan sebagaimana yang telah dituturkan oleh Abu Na'im Al Asfahani,
Umar ► "apa yang anda kerjakan disini.?"
Uwais ► "Disini saya bekerja sebagai penggembala"
Umar ► "Siapa sebenarnya anda ini.?"
Uwais ► "Saya adalah hamba Allah SWT
Umar ► "Semuanya sudah tahu, kita semua adalah hamba Allah SWT, izinkanlah kami mengetahui dan mengenal anda lebih dekat"
Uwais ► "Silahkan"

Umar dan Ali ► "Setelah kami perhatikan, kami mempunyai kesimpulan bahwa anda inilah orang yang pernah diceritakan Rasulullah SAW kepada kami, oleh karena itu berilah kami pelajaran dan do'akan kami agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat".
Uwais ► "Saya tidak mendo'akan seseorang secara khusus. Setiap hari kami elalu mendo'akan kepada seluruh umat Islam. Siapa sebenarnya anda berdua ini.?".
Ali ► "Beliau adalah Umar bin Khattab Amirul Mukminin dan saya adalah Ali bin Abi Thalib, kami berdua diutus Rasulullah SAW menemui anda dan menyampaikan salam dari Rasulullah SAW.
Uwais ► "Assalaamu 'alaikum wahai Amirul Mukminin dan wahai Ali bin Abi Thalib, semoga Allah SWT selalu memberi kebaikan kepada tuan berdua atas jasa-jasa tuan kepada umat Islam".
Umar ► "Berilah kami pelajaran yang bermanfaat wahai hamba Allah".
Uwais ► "Carilah Rahmat Allah SWT dengan ta'at dan mengikuti dengan penuh pengharapan dan takutlah tuan kepada Allah SWT."
Umar ► "Terima kasih atas pelajaran yang anda berikan pada kami yang sangat berharga ini. Dan kami telah menyediakan kepada anda seperangkat pakaian dan uang untuk tuan. Kami mengharapkan agar anda menerimanya."
Uwais ► "Terima kasih wahai Amirul Mukminin, kami tidak menolak dan juga tidak membutuhkan apa yang tuan awa. Upah yang saya terima 4 dirham itu sangat berlebihan, sehingga sisanya saya berikan kepada ibuku. Sehari-hari saya hanya memakan buah korma dan minum air putih dan sayaini belum pernah memakan makanan yang dimasak. Kurasakan hidupku ini seolah-olah tidak sampai pada petang hari dan kalau tiba petang hari saya tidak merasa sampai pada pagi hari. Hati saya selalu mengingat Allah SWT dan sangat kecewa kalau tidak sampai mengingat-Nya.

Ada beberapa pokok pelajaran dari seorang Uwais al Qarni agar manusia memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
"Seseorang akn memperoleh ketenangan dan ketenteraman jika hatinya selalu berdzikir kepada allah SWT dan tidak pernah terputus."
"Dan bahwa Hati itu hanyalah untuk Allah SWT, bukan untuk yang lainnya. Oleh karena itu kuasailah nafsu dan tundukkanlah secara penuh."

WAFATNYA UWAIS AL QARNI
Walaupun Uwais setiap hari selalu menyendiri dan tidak pernah berkumpul dengan orang lain, namun pada saat-saat tertentu seperti ketika ada panggilan jihad untuk membela dan mempertahankan agama Allah SWT, maka beliau ikut terpanggil bersama orang Islam lainnya untuk berperang membela kebenaran.

Ketika terjadi perang shiffin antara golongan Ali melawan golongan Muawiyah, Uwais berada pada golongannya Ali bin Abi Thalib. Ketika orang-orang Islam membebaskan daerah romawi, beliau ikut barisan tentara Islam, dan ketika kembali ditengah perjalanan beliau terserang penyakit dan meninggal pada tahun 39 H.

Kisah Uwais Al-Qorni

TAK TERKENAL DI BUMI, TERKENAL DI LANGIT
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli membaca Al Qur’an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan, tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit. Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa’at, ternyata Allah memberi izin dia untuk memberi syafa’at sejumlah qobilah Robi’ah dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan karenanya.Dia adalah “Uwais al-Qarni”. Ia tak dikenal banyak orang dan juga miskin, banyak orang suka menertawakan, mengolok-olok, dan menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri serta berbagai macam umpatan dan penghinaan lainnya.Seorang fuqoha’ negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya, memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik, karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya seraya berkata :“Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari mencuri”.Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya.Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad SAW. yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya. Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur. Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya kebenaran.Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung. Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan cara kehidupan Islam. Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka itu telah “bertamu dan bertemu” dengan kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum.Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.Di ceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya.Hari berganti dan musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah beliau dari dekat ? Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa.Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi SAW di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan Uwais, dan berkata:“Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”.Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman. Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir, bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari, semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya.Tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina ‘Aisyah r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang.Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi SAW dari medan perang. Tapi, kapankah beliau pulang ? Sedangkan masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,” Engkau harus lekas pulang”.Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada sayyidatina ‘Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan perasaan haru.Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda Rosulullah SAW, sayyidatina ‘Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun. Menurut informasi sayyidatina ‘Aisyah r.a., memang benar ada yang mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.Rosulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.”Sesudah itu beliau SAW, memandang kepada sayyidina Ali k.w. dan sayyidina Umar r.a. dan bersabda : “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi”.Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah di estafetkan Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama.Sejak itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka. Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka.Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, segera khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qorni.Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri shalatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW. Memang benar ! Dia penghuni langit.Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, siapakah nama saudara ?“Abdullah”, jawab Uwais.Mendengar jawaban itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan : “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?”Uwais kemudian berkata: “Nama saya Uwais al-Qorni”.Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan mendo’akan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah:“Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”.Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata:“Kami datang ke sini untuk mohon do’a dan istighfar dari anda”.Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya.Segera saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar beritanya.Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh Uwais , waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat.Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu.“Wahai waliyullah,” Tolonglah kami !” tetapi lelaki itu tidak menoleh.Lalu kami berseru lagi,” Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami!”Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: “Apa yang terjadi ?”“Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan dihantam ombak ?”tanya kami.“Dekatkanlah diri kalian pada Allah ! ”katanya.“Kami telah melakukannya.”“Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim!”Kami pun keluar dari kapal satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut. Lalu orang itu berkata pada kami ,”Tak apalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat”.“Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan ? ”Tanya kami.“Uwais al-Qorni”. Jawabnya dengan singkat.Kemudian kami berkata lagi kepadanya, ”Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir.” “Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?” tanyanya.“Ya,”jawab kami.Orang itu pun melaksanakan sholat dua rakaat di atas air, lalu berdo’a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang tertinggal.Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan, “ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas kuburannya. (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan sayyidina Umar r.a.)Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang.Mereka saling bertanya-tanya : “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa “Uwais al-Qorni” ternyata ia tak terkenal di bumi tapi menjadi terkenal di langit.